2 Buaya Bunuh Pengusaha Kayu
Ilustrasi buaya
BUTON UTARA--(KIBLATRIAU.COM)-- Seorang pengusaha kayu di wilayah Desa Kioko Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara, tewas digigit kawanan buaya, sekitar pukul 13.30 Wita. Pengusaha yang dikenal kerap mengolah hasil hutan di wilayah Buton itu, diketahui bernama La Sudi bin La Alika (46). Korban tewas dengan luka pada kaki, perut, dan sekitar kemaluan. Luka gores sepanjang belasan sentimeter itu berasal dari dua ekor buaya yang muncul hampir bersamaan. Kejadiannya berada di tengah aliran sungai Kioko. Lokasi ini dikenal sebagai sarang kawanan buaya liar di wilayah itu. Saat itu, korban bersama sejumlah rekannya sedang menyeberangkan kayu hasil olahan mereka melewati arus sungai menuju muara tempat kapal besar menunggu.
"Kami menyeberangkan kayu gelondongan dengan rakit. Rakit-rakit ini dibuat dari batang kayu gelondongan hasil olahan," ujar La Dedi, salah seorang rekan korban. La Dedi melanjutkan, saat memandu rakit-rakit yang terbuat dari kayu hasil hutan, tiba-tiba muncul seekor buaya dari dalam air dan langsung menerkam korban. Terkaman pertama, pada bagian kaki.
"Korban jatuh, disusul terkaman kedua pada bagian perut dan kemaluan oleh buaya yang berbeda," jelasnya.
Saat itu, dua orang rekan korban yang lain, La Emba dan La Ela langsung sigap membantu korban. Korban yang sudah berteriak kesakitan langsung ditarik tangannya agar terhindar dari gigitan buaya yang lain. "Saya tarik tangannya, La Emba membantu mengusir buaya," ujar La Ela. Kata ketiga orang rekannya, mereka masih berusaha menyelamatkan korban untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, nyawa La Sudi tak dapat tertolong diduga karena kehabisan darah. Sejumlah warga di Wilayah Kioko, kerap melihat kemunculan buaya di sungai tempat warga kerap beraktivitas. Sejak berpuluh-puluh tahun lalu ditempati warga, wilayah ini dikenal sebagai sarang buaya liar. "Sering ada yang melintas. Pernah ada yang hilang waktu memancing. Sepertinya dimakan buaya," ujar Malik, warga Kioko.
Tidak hanya Malik, beberapa warga lainnya kerap melihat buaya bergerombol. Apalagi, saat air sungai sedang keruh sehabis hujan deras, daerah ini selalu dihindari warga. "Karena buayanya tidak cuma seekor saja. Masih banyak yang lain, malah polisi yang pernah menangkap para penebang liar di wilayah ini pernah dikejar buaya," ujar Salahudin.(Net/Hen)
Tulis Komentar